Prototipe Penyiraman Tanaman Otomatis dan Pemantaun Berbasis IOT

Prototipe Penyiraman Tanaman Otomatis

Dan Pemantauan Berbasis Internet of Things

Dayu Sakseno1, Haidar Taqy2

Program Studi D-3 Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Semarang

Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia

 

Intisari – Menyiram tanaman merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang dalam proses perawatan tanaman. Tanaman membutuhkan penyediaan air yang cukup untuk tumbuhan dan berkembang. Proses penyiraman biasa dilakukan secara manual. Takaran air yang disiramkan juga tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh suatu tanaman. Sehingga hal tersebut mempersulit kita saat ingin merawat suatu tanaman dengan baik. Apakah bisa membentuk  alat penyiram tanaman otomatis ? Untuk memudahkan kita dalam merawat tumbuhan. Oleh karena itu, dibuatlah alat untuk menyiram tanaman secara otomatis beserta monitoringnya melalui handphone. Metode penelitian diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada, dilanjutkan dengan pengumpulan referensi, perancangan dan pembuatan hingga dihasilkannya sistem penyiraman dan pemantauan tumbuhan otomatis.  Sistem ini menggunakan sensor kelembaban tanah YL-69 untuk mendeteksi kelembaban pada tanah tumbuhan, sensor suhu DHT11 untuk mendeteksi suhu di sekitar tanaman, mobil yang berada tepat di depan sensor, modul NodeMCU ESP32 sebagai komponen pemroses, dan outputnya menggunakan relay, pompa air 12V, dan blynk sebagai aplikasi untuk memonitoring.

Kata kunci – Penyiraman otomatis, ESP32, YL-69, DHT11

I.  LATAR BELAKANG

Penyiraman tanaman merupakan suatu kegiatan yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan tanaman, dikarenakan tanaman memerlukan asupan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis dalam memperoleh kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Selain itu pemberian air yang cukup merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman, karena air berpengaruh terhadap kelembaban tanah. Tanpa air yang cukup produktivitas suatu tanaman tidak akan maksimal. Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya mengatur kelembaban tanah yang tepat, maka perlu dirancang sebuah alat yang dapat memantau kelembaban tanah. Kelembaban tanah merupakan volume air yang terkandung didalam media tanah yang merupakan salah satu parameter penting yang harus diperhatikan  dalam bidang perkebunan karena berkaitan langsung dengan produksi tanaman. Hal ini karena kelembaban tanah berperan sebagai agen pembawa yang memindahkan nutrisi dan senyawa lainnya dari dalam media tanah untuk tanaman, membantu dan menjaga suhu tanaman serta menjaga kematangan dari daun dan buah .Dengan demikian untuk menghasilkan tanaman yang maksimal, kelembaban tanah harus selalu dijaga dan dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara penyiraman yang teratur dan terukur.

Kelembaban tanah dapat dengan mudah berubah setiap waktu tergantung cuaca dan persediaan air dalam tanah. Oleh karena itu dengan memanfaatkan Internet of Things , dibuat sebuah alat yang dapat menyiram tanaman otomatis menggunakan internet dengan aplikasi Blynk berdasarkan kelembapan tanah dan suhu . Dengan menggunakan Soil Moisture kita mengetahui sesuai kondisi kelembaban tanah dan DHT 11 untuk mengetahui kondisi suhu sekitar, alat ini juga dilengkapi LCD (Linquid Cristal Display) yang dapat menampilkan kondisi tanah apakah lembab atau kering sesuai dengan pembacaan dari sensor kelembaban tanah dalam bentuk nilai pada LCD dan aplikasi Blynk sebagai monitoring dan mengatur waktu untuk menyiram tanaman. Berbekal dari latar belakanang tersebut muncul gagasan untuk membuat Alat Penyiram Tanaman Otomatis Berbasis IoT”.

II.      RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas diajukan beberapa rumusan masalah, yaitu:

a.        Bagaimana sistem kerja dari Sistem Penyiram Tanaman Otomatis.

b.       Bagaimana cara sensor kelembaban tanah ke dalam satu rangkaian elektronika untuk alat penyiraman tanaman.

III.    BATASAN MASALAH

Mengingat akan luasnya permasalahan yang terkait dalam penulisan, penulis hanya akan membahas tentang:

a.       Perancangan dan pembuatan alat ini berbasis mikrokontroler ESP32.

b.      Alat ini bekerja dengan mengukur kelembaban tanah berdasarkan Ph tanah.

IV.    TUJUAN

a.        Dapat merancang dan menentukan mekanisme kerja alat penyiraman tanaman yang bekerja berdasarkan kombinasi parameter kelembaban tanah dan waktu penyiraman.

b.       Dapat mengintegrasikan RTC DS3132 dan sensor soil moisture ke dalam satu rangkaian elektronika untuk membentuk alat penyiraman tanaman otomatis.

c.        Dapat memberikan kontribusi yang luas dalam bidang teknologi.

V.      KAJIAN PUSTAKA

Pembahasan dalam bagian ini meliputi perancangan dan komponen apa saja yang digunakan dalam projek ini.

a.        Sensor Kelembaban Tanah

Sensor soil moisture YL-69 adalah sensor yang mampu mengukur kelembaban suatu tanah. Cara menggunakannya cukup mudah, yaitu membenamkan probe sensor ke dalam tanah dankemudian sensor akan langsung membaca kondisi kelembaban tanah. Namun kekurangan dari sensor ini adalah sensor ini tidak dapat bekerja dengan baik di luar ruangan dikarenakan sensorini rawan korosi atau karat. Versi baru dari sensor kelembaban tanah ini ialah probe sensornya sudah dilengkapi dengan lapisan kuning pelindungnikel. Sehingga nikel pada sensor kelembaban ini bisa terhindar dari oksidasi yang menyebabkan karat. Lapisan ini dinamakan Electroless nickel immersion gold (ENIG) dan lapisan ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan lapisan permukaan konvensional seperti solder, seperti daya tahan oksidasi yang lebih bagus kadar air di dalam tanah. Sensor ini menggunakan dua buah probe untuk melewatkan arus melalui tanah lalu membaca tingkat resistansinya untuk mendapatkan tingkat kelembaban tanah. Makin banyak air membuat tanah makin mudah mengalirkan arus listrik (resistansi rendah), sementara tanah kering sulit mengalirkan arus listrik (resistansi tinggi).

Gambar 1. Sensor YL-69

b.       Tombol Tekan

Push button adalah satu komponen elektronika yang dapat memutus dan mengalirkan arus listrik   dalam   suatu   rangkaian   project   Arduino. Dimana pemutusan dan pengaliran ini terjadi karena prinsip pengalihan dari satu konduktor ke konduktor lain. Caranya dengan pengoperasian langsung secara manual oleh pengguna. Pada dasarnya, prinsip kerja push button adalah pemutus dan penyambung aliran listrik. Namun dalam hal ini, ia tak bersifat mengunci. Jadi ia akan kembali ke posisi semua saat selesai   ditekan. Saat push button ditekan, ia menjadi bernilai HIGH dan akan menghantarkan arus listrik. Sedangkan apabila dilepas, maka ia bernilai LOW dan memutus arus listrik.Namun cara kerja saklar push button kadang berbeda tergantung dari jenisnya. Apakah ia termasuk NO atau NC.

Gambar 2. Tombol

c.        NodeMCU ESP8266

NodeMCU bisa dianalogikaan sebagai board arduino yang terkoneksi dengan ESP8622. NodeMCU telah me-package ESP8266 ke dalam sebuah board yang sudah terintegrasi dengan berbagai fitur selayaknya microkontroler dan kapasitas akses terhadap wifi dan juga chip komunikasi yang berupa USB to serial. Sehingga dalam pemrograman hanya dibutuhkan kabel data USB. Karena Sumber utama dari NodeMCU adalah ESP8266 khusunya seri ESP-12 yang termasuk ESP-12E. Maka fitur – fitur yang dimiliki oleh NodeMCU akan lebih kurang serupa dengan ESP-12. Beberapa Fitur yang tersedia antara lain :

1. 10 Port GPIO (General Purpose Input Output) dari D0 – D10

2. Fungsionalitas PWM

3. Antarmuka I2C dan SPI

4. ADC

Gambar 3. NodeMCU ESP8266 12E

d.       Modul Relay

Modul Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) danMekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakanElektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Gambar 4. Modul Relay

e.        Water Pump

Water Pump/ pompa air adalah alat untuk menggerakan air dari tempat bertekanan rendah ke tempat bertekanan yang lebih tinggi. Pada darsarnya water pump sama dengan motor DC pada umumnya, hanya saja sudah di- packing sedemikian rupa sehingga dapat digunakan di dalam air. Pada tugas akhir ini digunakan water pump DC 12 volt untuk menyemprotkan air. Berikut ini gambar dari water pump 12 volt.

Gambar 5. Water Pump

f.        LCD 16 x 2

Liquid Crystal Display adalah salah satu rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD adalah salah satu jenis tampilanelektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja memantulkan cahaya yang terdapat di sekelilingnya terhadap front-lit dan back-lit. LCD banyak sekali digunakan dalam merancang suatu sistem dengan menggunakan mikrokontroler. Liquid Crystal Display ini juga berfungsi untuk menampilkan suatu teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Liquid Crystal Display yang digunakan adalah Liquid Crystal Display 2x16, artinya LCD terdiri dari 2 baris dan 16 karakter dengan 16 pin konektor. Gambar 2.2 menunjukkan bentuk fisikdan nama pin LCD 2x16.

Gambar 6.  Tampilan LCD 16 x 2

g.       Adaptor

Adaptor adalah sebuah perangkat berupa rangkaian elektronika untuk mengubah tegangan listrik yang besar menjadi tegangan listrik lebih kecil, atau rangkaian untuk mengubah arus bolak-balik (arus AC) menjadi arus searah (arus DC) . Adaptor / power supplay merupakan komponen inti dari peralatan elektronik. Adaptor digunakan untuk menurunkan tegangan AC 22 Volt menjadi kecil antara 3 volt sampai 12 volt sesuai kebutuhan alat elektronika.

 

Gambar 7. Adaptor

VI.    HASIL DAN PEMBAHASAN

a.        Diagram Blok

Gambar 8. Diagram blok

b.       Diagram Pengawatan

Gambar 9. Diagram pengawatan

c.        Diagram Alir

Gambar 10. Diagram alir

d.       Program

/*

  LABORATORIUM MIKROKONTROLER II

  

  PROGRAM PROTOTIPE PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS

  DAN PEMANTAUAN BERBASIS IOT

 

  Kelompok 8 :

  DAYU SAKSENO  (3.32.20.0.07)  EK-3A

  HAIDAR TAQY   (3.32.20.0.13)  EK-3A

*/

 

//=== Deklarasi variabel ===

#define BLYNK_TEMPLATE_ID "TMPLgrOL3wK0"

#define BLYNK_DEVICE_NAME "Mikro"

#define BLYNK_AUTH_TOKEN "p5mxrdU-Vg68jVVw4C1sOhnvHtGLh4kk"

#define BLYNK_PRINT Serial

#include <WiFi.h>

#include <WiFiClient.h>

#include <BlynkSimpleEsp32.h>

#include <DHT.h>

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

 

float DHTPIN = 13;

float yl69 = 34;

int relay=19;

int ledh= 16;

int ledk=17;

int adc;

int tombol;

float persen;

float suhu;

 

char auth[] = BLYNK_AUTH_TOKEN;

char ssid[] = "GalaxyA51";

char pass[] = "katasandine";

 

DHT dht(DHTPIN, DHT11);

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

BlynkTimer timer;

 

//=== Pengesetan awal ===

void setup() {

  dht.begin();

  lcd.init();

  lcd.backlight();

  pinMode(yl69,INPUT);

  pinMode(tombol,INPUT);

  pinMode(relay, OUTPUT);

  pinMode(ledh, OUTPUT);

  pinMode(ledk, OUTPUT);

  Blynk.begin(auth, ssid, pass, "blynk.cloud", 80);

}

 

//=== Program utama (pengulangan) ===

void loop(){

  float kelembaban =    dht.readHumidity();

  suhu = dht.readTemperature();

  Serial.print("kelembaban: ");

  Serial.println(kelembaban);

  Serial.print("suhu: ");

  Serial.println(suhu);

  Serial.println();

  lcd.setCursor(0,0);

  lcd.print("Suhu:");

  lcd.print(suhu);

  lcd.print("C");

  

  adc = analogRead(yl69);

  persen = (4095-adc)/4095.00*100.00;

  Serial.print("ADC: ");

  Serial.println(adc);

  Serial.print("Nilai Kelembaban ");

  Serial.print(persen);

  Serial.println(" %");

  Serial.println();

  lcd.setCursor(0,1);

  lcd.print("Kelembapan:");

  lcd.print(persen);

  lcd.print("%");

  

  if(persen<45){

    digitalWrite(relay,LOW);

    digitalWrite(ledh,LOW);

    digitalWrite(ledk,HIGH);

  }

  if(persen>=45){

    digitalWrite(relay,HIGH);

    digitalWrite(ledh,HIGH);

    digitalWrite(ledk,LOW);

  }

  

  Blynk.virtualWrite(V5,persen);

  Blynk.virtualWrite(V6,suhu);

  Blynk.virtualWrite(V0,ledk);

  Blynk.virtualWrite(V1,ledh);

  delay(1000);

  

  Blynk.run();

  timer.run();

}

e.        Gambar Alat

 


Gambar 11. Bentuk alat

f.        Cara Kerja

Ketika sensor kelembaban tanah menunjukan nilai kelembaban kurang dari 45% maka pompa air akan ON menyiram  tanaman,Dan pompa air akan OFF ketika nilai kelembaban 45% keatas. DHT11 akan membaca suhu dan YL-69 membaca kelembaban tanah sekitaran tanaman ditampilkan pada LCD 16x2 dan dimonitor aplikasi Blynk. Pembacaan suhu pada DHT11 menggunakan satuan derajat Celsius.

VII. KESIMPULAN

a.        Hasil pengujian menggunakan NodeMCU dapat bekerja dengan baik. Sensor yang digunakan adalah sensor DHT11 untuk mengetahui besar suhu, serta soil moisture untuk mengetahui kelembaban tanah di sekitar tanaman. NodeMCU berhasil mengolah sekaligus mengirim data sensor ke server lokal, kemudian aplikasi yang telah dibuat untuk smartphone android berhasil menerima data dari server lokal dan sekaligus menampilkannya pada layar smartphone. Saat kelembaban tanah kurang dari 45%, maka pompa menyala, sedangkan ketika kelembaban melebihi 45% maka pompa berhenti bekerja.

b.       Dengan menggunakan perangkat penyiram tanaman otomatis ini, pengguna dapat menghemat waktu dan tenaga untuk menyiram tanaman tanpa khawatir lelah ataupun lupa menyiram tenaman peliharaanya.

 

REFERENSI

[1]    Gunawan, & Sari, M. (2018). Rancang bangun alat penyiram tanaman otomatis menggunakan sensor kelembaban tanah. ELECTRICAL TECHNOLOGY, 3(1), 13–17.

[2]    Muharom, S., Suseno, H., & Setyawan, S. A. (2019). Rancang bangun sistem penyiram tanaman bawang merah secara otomatis. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan VII 2019, 385–390.

[3]    Rahardjo, P. (2021). Sistem penyiraman otomatis menggunakan RTC(Real Time Clock) berbasis mikrokontroler arduino mega 2560 pada tanaman mangga harum manis buleleng bali. SPEKTRUM , 8(1), 143–147.

[4]    Satria Munandar, M. F., Nurpulaela, L., & Bangsa, I. A. (2022). Implementasi Penyiraman Otomatis dengan Sensor Gy-302 dan Yl-69 pada Alat Penyiram Tanaman. JE-Unisla, 7(1), 1. https://doi.org/10.30736/je-unisla.v7i1.750

[5]    Thomas, T., & Nurmansyah, W. (2019). RANCANG BANGUN PROTOTYPE INTELLIGENT BOOTH KAKI LIMA (OTOMATISASI BUKA/TUTUP). Jurnal Ilmiah Matrik, 21(1), 45–53. https://doi.org/10.33557/jurnalmatrik.v21i1.522

Umaritawan, & Chafid, N. (2021). Rancang bangun alat penyiram tanaman otomatis berbasis arduino dan berbasis 3eb . SNITEK, 3(32), 208–216.

LINK:

1. PPT

2. Video

3. Jurnal

4. Program

Komentar

Posting Komentar